Jumat, 17 September 2010

Berwisata Ziarah & Bahari ke Ulakan Pariaman

ulak.jpg

BILA berkunjung ke Pariaman, kita akan temui banyak objek wisata yang menarik untuk dilancongi. Karena Pariaman berada persis di bibir pantai Samudera Hindia, maka wisata pantailah yang banyak mendominasi objek-objek wisata di sana.

Mulai dari Taman Wisata Pantai Gondoriah, yang terletak di tengah kota Pariaman dan terkenal dengan hidangan nasi sek serta masakan lautnya. Sampai ke Pantai Arta, sekitar 15 km arah utara, Pantai Kata, Lubuk Bonta, Tapian Puti dan aneka objek wisata lainnya yang terkenal rancak dan elok.

Selain objek wisata tersebut, ada objek wisata lain yang tak kalah bagusnya. Yaitu objek wisata Pulau Piai dan objek wisata religi di daerah Ulakan, Pariaman.

Ulakan yang letaknya lebih kurang 10 km dari Kota Pariaman ini, pantainya sangatlah indah dan menawan. Pantai Ulakan yang panjangnya lebih kurang 1 km itu cukup bersih dan berpasir putih. Selain itu terdapat pula sebuah pulau yang bernama Pulau Piai. Dari penyelidikan yang dilakukan, di pulau ini tersimpan kekayaan alam yang luar biasa. Terumbu karang yang terdapat di pulau ini termasuk terumbu karang yang terindah. Dan saat ini banyak para pelancong yang melakukan penyelaman di Pulau Piai, menikmati indahnya pesona bawah laut.

Selain objek wisata pantai, di Ulakan juga terdapat objek wisata religi, yakni makam Syekh Burhanudin, seorang ulama agama Islam yang sangat terkenal dan telah berjasa menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Sumatera Barat. Syekh Burhanuddin adalah ulama besar yang pernah menuntut ilmu agama Islam di negeri Serambi Mekah, Aceh.

Sekembali dari Aceh, Burhanuddin menyebarkan ajaran agama Islam di kampung halamannya, Ulakan, Pariaman. Lalu menyebarluaskan lagi ajaran tersebut melalui para pengikutnya sampai ke pelosok dan pedalaman Sumatera Barat. Setelah berhasil dan memiliki banyak murid dan pengikutnya, ia akhirnya wafat dan dikebumikan di Ulakan, Pariaman.

Makam Syekh Burhanuddin hampir tiap saat dikunjungi. Baik oleh para penganut agama Islam yang ingin basafa, maupun oleh para wisatawan lainnya untuk menikmati keindahan alam dan pantainya. Acara basafa biasanya dilakukan pada saat bulan Syafar. Saat itulah dimana makam Syekh Burhanuddin ramai dikunjungi oleh para peziarah.

Makam Syekh Burhanuddin terletak dalam sebuah kompleks pemakaman khusus. Sebelum memasuki kompleks pemakaman ini, ada banyak para pedagang yang berjualan di sekitarnya. Seperti alat-alat/sesajen untuk melakukan ritual, cenderamata. Disampinhg itu juga ada penjual penganan laut seperti, ikan goreng, udang goreng, kepiting goreng, termasuk sipasan lauik goreng, dan sebagainya. Sipasan lauik dipercayai dapat mengobati anak yang suka ngompol di kasur malam hari.

Pada saat Basafa, biasanya jumlah para pedagang akan lebih banyak lagi. Umumnya pedagang tersebut tak hanya berasal dari seputaran makam, namun juga dari luar Ulakan, yang sengaja datang mencari untung di sana.

Ramainya peziarah saat Basafa, akan sangat terasa ketika akan memasuki gerbang/gapura. Begitu juga saat memasuki makam Syekh yang dibangun bercungkup dengan jeruji besi di sekelilingnya.

Peziarah yang melakukan kegiatan Basafa adalah dari kalangan penganut mazhab Syafei dan tarekat Syattariah. Karena Syekh Burhanuddin adalah seorang penganjur mazhab dan tarekat itu. Namun dari keterangan warga setempat, peziarah yang datang tak cuma dari kalangan tarekat Syattariah saja, melainkan juga dari tarekat lainnya seperti Naksabandiyah dan Sammaniyah.

Para peziarah yang mengunjungi makam Syekh Burhanuddin umumnya terdiri dari para orangtua yang berumur lebih dari 50 tahun. Selain berziarah, mereka mendatangi makam Syekh Burhanuddin sekaligus juga sambil untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta, mereka lakukan di makam Syekh Burhanuddin karena lebih khusyuk.

Para peziarah jumlahnya mencapai puluhan ribu orang pada bulan Safar. Mereka biasanya menetap di sana selama 40 hari. Mereka tak terlalu memusingkan tempat untuk menginap. Karena di seputaran makam terdapat beberapa unit surau sebagai tempat menginap. Surau ini, anehnya hanya buka pada saat bulan Syafar saja. Jadi bila anda datang berkunjung pada saat di luar bulan Syafar, jangan harap anda akan bisa menaiki surau untuk melakukan ibadah salat.

Peziarah yang datang ke makam Syekh Burhanuddin tak saja dari kalangan orang biasa. Para pejabat penting pun pernah singgah dan melakukan ziarah ke sini. Seperti Gus Dur, Wiranto, Taufik Kiemas, dan banyak para pejabat lainnya. Entah dengan maksud apa, yang pasti, pada saat menjelang pilkada, para calon kepala daerah biasanya sering datang berkunjung ke makam Syekh Burhanuddin.

Siapakah Syekh Burhanuddin?

Syekh Burhanuddin adalah seorang penganut Islam, bermazhab Syafei dan tarekat Syattariah. Syekh Burhanuddin bernama asli Pono. Ia belajar agama kepada gurunya yang bernama Syekh Abdul Alif. Syekh Abdul Alif memberikan pendidikan agama Isalm kepada Pono, sampai sang guru mendekati uzur. Ketika telah uzur, sang guru menganjurkan agar Pono melanjutkan pendidikan ilmu agamanya ke Aceh. Di Aceh, Pono belajar agama dengan guru barunya, Syekh Abdul Ra’uf. Setelah mendapat ilmu agama yang cukup banyak, ia lalu kembali ke daerah asalnya (Ulakan) untuk menyebarkan agama kepada masyarakat setempat. Ulakan-lah yang menjadi tempat pertama ia menyebarkan agama Islam di Minangkabau, dengan mendirikan sebuah surau di sana sebagai surau pertama.

Banyak bukti peninggalan sejarah yang ditinggalkan oleh Syekh Burhanuddin, selain agama Islam. Bukti peninggalan lain ialah berupa pakaian, celana panjang, jubah, topi, ikat pinggang, dan sebuah kitab suci Al-quran yang masih utuh dan diperkirakan berusia 200 tahun. Semua itu disimpan di sebuah surau yang dinamakan surau ketek. Benda-benda ini dahulunya selalu dipakai Syekh saat menyebarkan agama Islam di negeri ini.

Semua peninggalan Syekh Burhanuddin disimpan di sebuah lemari dan dijaga oleh penghuni surau ketek itu. Untuk melihat benda peninggalan tersebut tak bisa sembarang waktu. Hanya pada saat musim basyafa kita bisa melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar